Kamis, 07 November 2013

5 Dosa Para Pendaki Gunung yang harus dihindari

Lihatlah sampah-sampah di bagian bawah. Menyedihkan.



ADA sebuah anggapan bahwa mendaki gunung itu adalah sebuah tindakan yang keren dan gagah. Ada rasa bangga ketika sudah menginjakan kaki di puncaknya. Namun, sadarkah kita bahwa kita yang mengaku pecinta, ataupun penikmat alam, bisa jadi adalah seorang perusak alam?

1. Melakukan kegiatan pendakian massal (non-konservatif)

Mungkin kita sudah tahu tentang sebuah brand perlengkapan outdoor yang melakukan pendakian massal ke gunung Semeru beberapa waktu lalu. Saya sempat diajak teman karena dalam iklannya pendakian ini dibumbui oleh kata-kata bersih-bersih gunung, tanam pohon, dan konservasi.

Kenyataannya? Semeru menjadi tempat sampah dan potensi rusaknya ekosistem makin besar.
Sebelum mengikuti pendakian massal, ada baiknya survey terlebih dahulu. Berapa kapasitas gunung tersebut, berapa jumlah pendaki yang dibolehkan ikut oleh panitia, dan hal yang terkait dengan konservasi lainnya. Hindari penmas yang hanya mencari laba semata.
[hl]Jadilah pendaki yang bertanggung jawab.

2. Andil besar mencemari lingkungan

Biarkan mereka tetap pada tempatnya
Biarkan mereka tetap pada tempatnya

Saya pernah naik gunung dengan seorang rekan yang kelihatannya sudah ‘senior’ dalam hal mendaki. Namun, ditengah perjalanan istirahat, saat ia memakan sebuah makanan ringan, dengan ringannya pula ia membuang sampah itu sembarangan. Itulah potret kebanyakan pendaki yang tidak paham akan konservasi.

Apa sulitnya sih membawa sampah di dalam tas?

Di lain waktu, saat saya sedang ingin mengambil air di sebuah mata air, terlihat seorang pendaki yang sedang menikmati ritual B*B di mata air itu!

Apa dia tidak berfikir orang akan minum dari sana? Sebegitu sulitkah menggali lubang di tanah? Kucing saja masih bisa lebih pintar!

Dan banyak juga pendaki-pendaki yang masih saja menggunakan bahan-bahan kimia yang bisa merusak. Jangan heran kalau menemukan bungkus sabun/shampo yang tergeletak dekat di mata air.

3. Bersikap acuh tak acuh dan pasif.

Menganggap tugas konservasi itu adalah tugasnya penjaga Taman Nasional, porter, dan LSM lingkungan. Padahal pendaki sendirilah yang punya bagian besar dalam menjaga lingkungan.

Juga tidak mengindahkan kearifan lokal yang telah ditetapkan masyarakat setempat. Tertulis ataupun tidak tertulis. Seringkali mitos-mitos mistis di gunung itu sebetulnya adalah usaha untuk konservasi dari masyarakat.

Jangan sampai bilang begini, ” Saya bukan pecinta alam, kok. Cuma penikmat alam. Jadi bukan tugas saya dong untuk konservasi?”

Heran dengan orang yang bangga dengan menuliskan jejaknya di bebatuan ini.
Heran dengan orang yang bangga dengan menuliskan jejaknya di bebatuan ini.

4. Merusak keasrian gunung

Tidak sulit menemui corat-coret vandalisme di bebatuan, batang pohon, bahkan pos pendakian. Mengambil flora & fauna langka seperti bunga edelweiss, bertindak sembrono sehingga mengakibatkan kebakaran hutan. Puntung rokok dan bekas api unggun yang masih menyala, membuka jalur yang tidak seharusnya, membuang tissue basah kotor seenaknya dan masih banyak lagi.

5. Tidak membagikan pengetahuan tentang pendakian konservatif

Tak dipungkiri, mendaki gunung sekarang sudah terkesan menjadi sebuah ‘wisata’. Apalagi banyak pengaruh dari acara televisi, film, blog, forum dan banyak media lainnya.

Membagikan semangat mendaki gunung kepada orang-orang baru tanpa dibarengi semangat konservasi hanya akan menjadikan para pendaki tersebut menjadi generasi pendaki yang cenderung antipati terhadap lingkungan dan hanya mementingkan kesenangan semata.

Sebagian dari kita mungkin pernah melakukan hal atas, secara sengaja maupun tidak sengaja. Yang pernah, tolong jangan diulangi lagi dan mari saling mengingatkan kepada rekan pendaki yang lain.
Semoga gunung-gunung Indonesia masih bisa dinikmati anak-cucu kita nantinya. Amin.

Salam lestari!
Ingatlah bahwa masih ada anak cucu kita.
Ingatlah bahwa masih ada anak cucu kita.

Rabu, 06 November 2013

MARS PECINTA ALAM

Pendaki gunung, sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan dirimu pecinta alam
sementara maknanya belum kau miliki

Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam

Batu batu cadas merintih kesakitan
ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak
bahwa disana ada kibar bendera mu

Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan 

untuk mendownload lagunya silahkan di http://www.4shared.com/mp3/l-3FaMXX/Mars_Pecinta_Alam.html?

Minggu, 09 Juni 2013

SLAYER



“SLAYER”

Ketika terbaring dikamar, sambil melihat ditumpukkan pakaian, muncul dalam pandanganku sebuah benda berwarna kuning emas dengan biz merah. Lalu ku ambil benda tersebut sambil bicara dalam hati.“susahnya juga dapat ini barang”.
Sambil merenung dan mengingat masa lalu perjuangan untuk mendapatkan benda ini,, tidak segampang yang dipikirkan dan tidak semudah juga yang dipikirkan. Tau kah saudara benda apakah itu ??? Jika saudara membaca judulnya pasti saudara sudah tau, ya,, benar sekali,, SLAYER.

Bagaimanakah menurut saudara, apa sih slayer itu ?..
Kain, Kacu, .atau apalah,,.....
Tidak masalah, bagaimana pendapat anda apa itu slayer.
Pada artikel ini saya akan memperkenalkan apa itu slayer, walaupun tidak begitu baik dan jelas.

Slayer,, .. menurutku berasal dari Bahasa Inggris,.. mungkin....!!???...
Sebuah benda yang berbahan kain, entah itu kain yang kasar, licin, lembut, dsb..
Sebuah kain dengan ukuran ± 1m x 1,5 m, bisa lebih kecil atau lebih besar.
Warnanya pun bisa satu warna saja, ataupun terdiri dari beberapa kombinasi warna.
Kain ini (slayer) kalau di beli di penjual kain, sekitar Rp.25.000,-.. Lumayan terjangkau kan,,,

....TAPI....

Ada tapinya,, saudara,,,,
Bagi seorang yang masuk dalam organisasi pecinta alam atau yang biasa disebut Mahasiswa pecinta alam (mapala) atau Kelompok pecinta alam (KPA), slayer ini mempunyai nilai-nilai dan harga yang tidak dapat diukur dengan uang atau materi,,

Kata pepatah, , “Jika sesuatu itu sulit didapatkan, maka sesuatu itu sangat berharga”

Slayer ini jika didunia militer kami samakan dengan baret seorang prajurit,, MENGAPA ?
Mungkin jika saudara sudah pernah atau masuk dalam pendidikan dasar organisasi pecinta alam, sudah paham dan mengerti,

Tapi apabila saudara tidak pernah atau bukan anggota pecinta alam maka saudara pasti tidak paham alias tidak ada bayangan kenapa slayer ini begitu dikeramatkan atau sakral bagi anggota pecinta alam...

Slayer melambangkan identitas masing-masing organisasi pecinta alam atau hal yang paling dapat membedakan antara anggota organisasi yang satu dengan yang lain. Sama halnya dengan baret tentara, hijau untuk (infanteri), merah (kopassus), jingga (paskhas), dll.

Untuk mendapatkan slayer ini tidak gampang, sama dengan baret tentara. Hanya orang-orang yang mempunyai ketahanan mental dan fisik saja yang pantas untuk mendapatkan slayer.
Kerasnya alam dan kerasnya intruktur/senior dalam pendidikan dasar sebenarnya tidak ada apa-apanya...

Yang sulit ditaklukkan yaitu DIRI SENDIRI...

Rasa egoisme, mau menang sendiri, malas, capek, lapar, sedih, panas, dingin, licik, dll akan keluar dengan sendirinya ketika manusia berada di alam terbuka (hutan).

Oleh karena itu dalam menjalani pendidikan dasar, semua hal tersebut berusaha ditaklukkan dan dilawan oleh mereka yang masuk sebagai pecinta alam.

Rasa persaudaraan ditumbuhkan sehingga tidak ada lagi perbedaan, semua pecinta alam itu bersaudara. Walaupun bukan saudara serahim, tapi lebih erat ikatan kekeluargaannya.

Tau kah saudara,, ketika dihutan siapakah yang akan menolong dan membantu saudara ketika mengalami kecelakaan dan musibah ???
Tuhan.. ???
Iya,, tapi melalui siapa ??? tentunya orang yang berada di dekat kita, yaitu saudara kita.

Setelah melalui pendidikan dasar yang rasanya bercampur aduk namun enak, ada manis, ada keras, ada religiusnya, dll, tibalah hari penjemputan dimana seluruh anggota organisasi pecinta alam mulai dari angkatan terakhir sampai senior-senior hingga dewan pendiri datang untuk melihat adik-adik mereka yang baru lahir..
Pada saat upacara penutupan pendidikan dasar tersebut maka seorang calon pecinta alam di lantik menjadi pecinta alam dengan pemasangan slayer dileher. Maka dengan resmi saudara dinyatakan menyandang sebutan pecinta alam walaupun pada dasarnya seorang manusia itu adalah pecinta alam.

Bagi saudara, saya jamin, saudara akan meneteskan air mata ketika saudara dilantik menjadi anggota pecinta alam.Karna saudara telah berhasil melalui rangkaian pendidikan dasar yang sangat keras dan sulit.

Dari beberapa uraian kata-kata diatas, hanya sebagian kecil saja mengapa slayer bagi seorang pecinta alam teramat sangat berharga,,
Jika saudara masih penasaran, silahkan saudara bergabung menjadi seorang pecinta alam, dan saudara akan rasakan sendiri betapa bangganya menjadi seorang pecinta alam.

Senin, 01 Oktober 2012

DONOR DARAH (10 Mei 2012)

Penjelasan menyusul nanti.......








HARI BUMI (22 April 2012)

Penjelasan menyusul nanti........










DIVISI ROCK CLIMBING

DIVISI ROCK CLIMBING

Motto " Otak, Otot, Nasib".

 Senior dari divisi panjat tebing yang juga merupakan salah satu dewan pendiri NAVERNOS UNHALU "Bang Ligon", sedang melakukan teknik pemanjatan yaitu BOULDERING.


Suasana diatas tebing Sawapudo. Dari kiri ke kanan, Ayu, Didit, dan Rizal. Diluar kelihatan senyum-senyum, tapi dalam hati deg-degan.. Hahahhaah..



 Sdr. Rahim, bersama ka Oca, sedang memasang angkor.



 Sdr. Rahim sedang melakukan refling dari puncak tebing setelah memasang angkor. Hal ini disebabkan karna siapa yang memasang angkor, dialah yang harus mengetesnya terlebih dahulu.



Sdr. Rizal sedang melakukan refling. Tidak kelihatan mukanya. (Sembunyikan muka pucat).



Sdr. Leo, memulai pemanjatan.


  Hampir sampai di puncak tebing. SEMANGAT...!!!


Sdr. Didit, juga memulai pemanjatan.


Sdr. Ayu, juga melakukan pemanjatan. Hanya ada yang aneh. kok pakai sarung tangan ???


 Seperti biasa,, setelah kegiatan berakhir, Peserta di evaluasi oleh intruktur dan senior dari divisi panjat tebing.